Halaman

Jumat, 23 September 2016

Riana : I'm the other woman






Judul     : Riana : I’m the other woman
Penulis : Fitri Mardhi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2015
176 hlm



NIEN :
Nien tidak membalas pagutan bibir Sam, pun tidak menolaknya. Nien hanya diam. Membayangkan Lena. Membayangkan pipinya yang merona setiap membicarakan Sam.  Membayangkan matanya mencuri-curi pandang kea rah Sam.

NA :
“Brain is the sexiest part of a man’s body. And you have a brain, Sir, one of the best among all.” Na menyebutkan itu sambil mengerling manja pada Lukman. Hanya jam terbang Lukman yang tinggi dalam menghadapi perempuan yang membantunya tidak tersedak mendengarpernyataan seintimidatif itu.

RIE :
Jujur, sebenarnya aku lebih menikmati pembicaraan kami via Yahoo! Messenger. Di dunia maya aku bebas mendeskripsikan mimic dan wajah Adit sesukanya. Dan kalau suatu saat aku mati gaya, pembicaraan bisa ditunda dengan alasan ketiduran, ada telepon masuk, atau sinyal yang sedang tidak bersahabat.

RIA :
Yang terbayang dalam pelupuk mata Ria hanyalah Bagas. Bagas yang tidak ganteng. BAgas yang tidak gaul. Bagas yang gendut. Bagas yang aneh. Bagas yang nerd. Bagas yang menorehkan nyaman dan tidak mau pergi dari pikiran Ria.

AYA :
Aku lalu menatap laki-laki dihadapanku dengan saksama. Mencari-cari keindahan di wajahnya,  menganalisis seberapa tinggi tingkat keenakannya untuk dilihat, dan berharap ada hal yang cukup bagus untuk menjelaskan kegemaranku pada lelaki ini.
Tidak ada.

Namaku Riana.
Aku mengenal mereka semua.

Awal membaca novel ini, saya sudah membaca sinopsis di belakang buku di atas, dan tentu saja tak mengira kalau kesemuanya adalah lima kisah yang kemudian saling berkaitan. Lihatlah, lima nama berbeda dengan kisah yang berlainan pula. Hanya dengan satu tema yang  menunjukkan keberadaan kesemuanya sebagai wanita lain ataupun wanita ketiga dalam setiap cerita.

Riana Sekar Silitonga nama lengkapnya. Punya banyak kisah dalam hidupnya. Awalnya dia punya Arya kekasih yang ternyata kemudian meninggalkannya membuatnya mengalami kekecawaan yang dalam.
Pelan tapi pasti Arya meningglakanku. Tidak terkata hancurnya aku saat itu. (hlm. 158)

Lalu dia bekerja sebagai penyiar radio, berkenalan dengan Sam, Lena dan Ivan. Awalnya dia akan menjadi mak comblang untuk Lena dalam mendekati Sam. Namun yang ada malahan Sam ternyata menyukainya. Bukan Lena seperti yang direncakanan. Maka pergilah ia, meninggalkan karier dan pershabatan yang baru dimulainya.

Kemudian ada kisah Lukman, lelaki setengah baya yang mengharapakan Na menghabiskan sisa hidup bersamanya.Lukman yang seorang managing director perusahaan yang memiliki beberapa pusat perbelanjaan besar di Jakarta, sudah berkeluarga malahan. Sedangkan Na adalah perencana bisnis alias konsultan untuk perusahaan Lukman.


Setelah semua tugas Na selesai, perempuan itu pamit. Meninggalkan kariernya yang sedang menjulang, meningglakan dunia yang baru saja mulai akrab dengan kesehariannya. (hlm. 61)


Selanjutnya ada Adit Pradipta, teman kuliah Rie. Bertemu di dunia maya kembali setelah sekian lama, terus menjalin perbincangan sebagai teman yang menolongnya melewati insomnia setiap malam. Dan lalu istri Adit menelpon.
Aku memutuskan telepon dan kembali menikmati siomayku bersama Rury. Aku langsung menghapus ID Yahoo! Messenger, nomor telepon, alamat email, dan semua yang berhubungan dengan Adit. (hlm. 91)

Masih ada Bagas, teman Ria semasa SMA, bertemu dalam pesta pernikahan seorang teman. Menjadi akrab kemudian. Dan lalu ibu Bagas datang menghancurkan semuanya. Bagian ini banyak saya skip karena agak membosankan.

Terakhir  ada Teddy, kawan yang selalu siap membantu.

Membaca kesemua kisah ini pasti tidak akan mengira di mana jalinan kisah itu menuju. Untunglah kadang ada tersemat nama Rury di beberapa kisah. Ini yang menjadi pedoman saya bahwa pasti ada hubungan di antara semuanya. Karena kalau tidak, ini hanya akan terlihat seperti kumpulan cerita pendek dengan tema wanita ketiga.

Tapi ternyata Riana Sekar Silitongalah yang menyatukan semuanya. Riana yang malang menurut saya. Bahkan menurut Rury dia mengidap bipolar disorder, yang jika diartikan kurang lebih merupakan sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan mood atau suasana hati secara tiba-tiba. Akan tetapi jika dirunut berdasarkan kisah-kisah tersebut, sebenarnya dia hanya kebetulan saja mengalami semua itu. Bukan sesuatu yang muncul karena perubahan sikapnya, namun karena  dia selalu berada pada situasi ataupun pria yang kurang tepat.
Good things will come to those who wait. Embrace yourself. Have fun. It’s not like the world will end when you don’t have a man at your side.” (hlm. 173)

Secara keseluruhan novel ini cukup menarik bagi saya, meski seperti saya bilang di atas ada sedikit kebosanan di tengah-tengah. Namun lewat penuturan yang terasa enak di awal membuat saya penasaran untuk menghabiskannya. Dan benarlah rasa penasaran saya terjawab hingga menutup buku. Jadi novel ini saya rekomendasikan buat para jomblo, sepeti  saran Rury di atas.

1 komentar: