Halaman

Jumat, 16 September 2016

Finding Dory : Sebuah Novel



Judul : Finding Dory : Sebuah Novel

Adaptasi oleh Suzanne Francis

Alih Bahasa : Debbie Daisy Natalia

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Jakarta, 2016

152 hlm



Masih ingat Dory?

Dia ikan tang biru yang unik dan selalu punya cara sendiri untuk memecahkan masalah. 

Karena “penyakit lupa”-nya, mengingat hal paling sederhana pun Dory nyaris tak bisa. Tapi suatu hari, Dory tiba-tiba ingat bahwa ia memiliki orag tua! Bersama kedua sahabatnya, Marlin dan Nemo, Dory pun melakukan perjalanan ke seberang samudra untuk menemukan orangtuanya. 

Finding Dory: Sebuah Novel mengajak kita menyelami misteri asal-usul Dory dan merayakan hebatnya kekuatan keluarga.





“Hai, aku Dory,” ikan tang biru berumur lima tahun itu berkata dengan ceria. “Aku mengalami kehilangan memori jangka pendek.” 

Nah, masih ingat Dory kan? Apa..? Gak ingat? Wah.. jangan-jangan kamu malahan memiliki kehilangan memori jangka panjang. Hehehe…

Sini, aku kasih tau. Dory itu si ikan biru yang menemani Marlin ayahku, si ikan badut saat mencari aku beberapa tahun yang lalu. Nih, penampakan si Dory ada pada sampul buku ini. Kamu ingat tidak, saat itu aku ditangkap seorang manusia yang lalu membenamkan aku dalam akuarium di tempat prakteknya. Untunglah di akuarium itu aku bertemu teman-teman yang baik. Dan tanpa aku tahu ternyata ayahku, ya dia ayahku, Marlin berenang melintasi lautan bebas untuk mencariku. Dan tentu saja dia tak akan berhasil jika tidak bertemu Dory yang meski pelupa namun selalu punya cara. Mereka menghadapi berbagai rintangan, melawan ikan hiu, terdampar di kegelapan laut, tertelan ikan paus, bahkan juga berenang melompati kawanan ubur-ubur. Itulah ayahku dan Dory yang tak kenal lelah mencariku meski nyawa mereka taruhannya. Hal ini membuat kami sangat menyayangi Dory. Dia sudah kami anggap seperti keluarga sendiri.

Namun suatu hari Dory tiba-tiba teringat sesuatu akan keluarganya sendiri, ayah dan ibunya berkelebat dalam ingatannya. Dia memaksa bahwa kami harus mencari keluarganya di suatu tempat bernama Permata Teluk Morro, California. Awalnya ayahku agak enggan melakukan perjalanan lagi. 




Bagi ayahku sudah cukup waktu itu dia dan Dory melintasi samudera demi mencariku ke Sidney. Tapi lihatlah, kata-kata Dory sangat membuat ayahku menyerah. 

“Kumohon” kata Dory. “ Yang kutahu hanyalah aku merindukan mereka. Aku tak tahu bagaimana rasanya…. Tahukah kau bagaimana rasanya?”

Ayah memandangiku kala itu, dan aku tahu tentu saja dia tahu rasanya. Ooh…. Aku tak akan mau lagi kehilangan ayahku. Kuyakin diapun demikian.

Dan jadilah, kami kembali melakukan perjalanan hebat dibantu Crush, si penyu laut. Dia adalah sahabat lama ayahku. Oh ya, kami juga bertemu penyu kecil Squirt yang sudah sedikit tua, aku suka panggilan mereka yang memanggil sobat pada kami. Ah, semoga bisa bertemu lagi kapan-kapan sobat…

Ketika Crush meninggalkan kami, kami kebingungan menghadapi lautan yang terasa sangat hening, dan tiba-tiba saja terjadilah berbagai hal dan Dory-pun tertangkap manusia, hal yang sama terulang lagi. Dulu aku juga begitu. Tapi kami sempat mendengar suara manusia itu mengatakan sesuatu tentang Institut Kehidupan Laut. Aku sedih melihat ayahku kebingungan apa lagi dia sangat merasa bersalahkarena sebelumnya sempat mengatakan sesuatu pada Dory yang tentu saja tak enak untuk di dengar. Ah, semoga Dory melupakan kata-kata ayahku. Melupakan sesuatu, itu kan memang keahliannya. 

Aku dan ayahku berusaha lagi untuk menemukan Dory. Dan ternyata Dory sendiri juga ikut berusaha tetap mencari orang tuanya dan juga kami. (Itu aku ketahui dari cerita Dory saat kami bertemu lagi). Petualangan yang sangat seru, tentu saja baru bagiku tapi tak baru bagi ayahku karena dia pernah mengalami hal yang sama.

Satu hal yang menjadi pedoman kami dalam mencari Dory setiap kali menghadapi rintangan adalah : Apa yang akan dilakukan Dory? 

Yaah… tentu saja Dory akan melakukan sesuatu yang tak masuk akal namun jelas kadang-kadang idenya selalu saja berhasil. Uh.. aku selalu kagum pada Dory. Dia memang temanku yang keren. Meskipun lugu tapi dia mudah berteman dengan siapa saja. 

Lalu, seperti apa keseruan kami dalam mencari Dory? Berhasilkah kami menemukan orangtuanya? Dan siapa teman-teman baru yang akan kami temui kali ini? Kamu bisa baca semuanya di buku ini. Pun film tentang kami juga beredar di bioskop kesayangan kamu. Jadi, jangan dilewatkan ya. 

Kalau aku saja bisa belajar banyak hal dari Dory, kamupun juga pasti bisa. Keluarga memang adalah sesuatu yang terpenting. Meski terpisah tapi kekuatan cinta kasih antar keluarga tidak akan terpisahkan. Jadi ingat-ingatlah itu, sayangi ayah dan ibumu. Suatu ketika kamu pasti akan merindukan mereka jika tak ada mereka disampingmu.

Salam dariku,

Nemo, si ikan badut kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar