Halaman

Selasa, 20 Agustus 2013

Back To Children Classic's Literature [ Update Post ]



Back To Children Classic's Literature ini adalah sebuah proyek membaca khusus bacaan anak selama Bulan Juli kemarin yang di host oleh Mbak Maria Hobby Buku dan Mbak Bzee. Namun saya si Miss Lelet, baru sempat membaca Master Postnya pada awal Agustus ini. Dan jadilah saya ngebut menyelesaikan beberapa bacaan klasik yang ternyata sudah merupakan timbunan yang sengaja saya simpan untuk bacaan Juli, dan betapa bodohnya saya, ternyata saya lupa membacanya di Bulan Juli. Hikss...

Baiklah, lupakan saja itu.
Bercerita tentang bacaaan klasik, buku yang saya baca waktu kecil dulu yang ternyata tergolong bacaan klasik adalah serial Rumah Kecil karya Laura Ingalls. Saat itu saya kurang lebih masih berusia SD, namun saya lupa di mana mendapatkan bacaan ini. Mungkin saja dari Perpustakaan Sekolah, namun beberapa lanjutannya seingat saya waktu itu saya pinjam dari seorang teman yang memiliki banyak sekali koleksi buku di rumahnya, warisan kakak-kakaknya dan juga kepunyaan ayahnya (tentu saja membuat saya iri, betah bermain di rumahnya seharian demi menikmati surga buku itu).

Ketika membaca serial tersebut, angan saya melayang dan membayangkan saya adalah Laura, si gadis kecil yang lincah, suka bertualang, dan kakak perempuan saya  yang kebetulan umurnya tidak begitu jauh dari saya adalah Mary. Sama seperti dalam buku, kami tentu saja sangat akrab namun tetap saja tak jarang sering pula berkelahi. Kakak saya memang persis seperti Mary, gadis sopan yang selalu menurut orang tua, pendiam dan tak banyak tingkah. Sedangkan saya lebih mirip Laura yang suka kebebasan, selalu ingin tahu, dan boleh di kata tak terlalu peduli dengan penampilan. Seperti Mary dan Laura belajar dari satu buku, di mana yang satu membuka halaman depan dan yang seorang membaca di baliknya, demikian pula kami berdua. Saat membaca sebuah buku, kami biasanya membaca bersama-sama. Namun karena kecepatan membaca saya lebih cepat dari si kakak (uhuuk-uhuuuk), maka tentu saja saya akan lebih duluan mencapai halaman berikutnya dan membuat kami akan membaca sambil memegangi beberapa halaman di tengah. Tentu saja repot jika membaca sambil memiringkan kepala. Entah kenapa, waktu itu kami tak membiarkan saja salah seorang membaca duluan. Mungkin saja karena masing-masing tak sabar untuk mengetahui isi buku tersebut. 

Betapa kuat keinginan saya untuk menjadi seperti Laura, bertualang melintasi padang rumput, tinggal di tepi sungai, hidup dalam gerobak, dan menemukan hal-hal baru. Mungkin itu pula yang menginspirasi saya sehingga akhirnya ketika menyelesaikan kuliah, saya ikut merantau memberanikan diri meninggalkan keluarga untuk tinggal jauh dari rumah.

Kini, jika membaca ulang kisah Laura Ingalls ini, ternyata masih saja saya terinspirasi oleh dia. Ketika Laura telah tinggal jauh dari keluarga, dia harus mendengar berita kematian kakaknya, Mary. Dan hal yang sama terjadi pada saya, di mana saya kehilangan kakak saya itu ketika sudah jauh dari keluarga. Hal yang sangat berat buat saya kala itu, namun saya menemukan penghiburan dengan membaca serial ini untuk mengenang beliau. Masih seperti Laura yang memiliki seorang putri kecil, kini sayapun telah dianugrahi seorang gadis kecil dan menjadi tanggung jawab saya untuk membesarkan dan mendidiknya.
Ah, bacaan masa kanak-kanak memang selalu saja mendapat tempat di hati. Menjadi kenangan yang tak akan pernah terlupakan, dan tentu saja akan lebih indah jika nanti saya bisa mewariskannya untuk putri kecil saya. :)

Kembali ke even membaca bersama bacaan klasik anak, maka proyek membaca ngebut saya adalah sebagai berikut :

1. Little Women - Louisa May Alcott, sudah saya baca separuh di Bulan Juli, namun sempat terlupakan dan akhirnya di kebut lagi di awal Agustus.
2. Good Wives - Louisa May Alcott
3. Little Men - reread
4. Di Tepi Sungai Plum - Laura Ingalls Wilder, reread; merupakan buku pertama yang dulu saya baca dari seri Rumah Kecil dan kemudian berlanjut dengan seri lainnya meski tak berurutan.
5. The Magic Finger - Roald Dahl
6. The Enermous Crocodile - Roald Dahl


2 komentar:

  1. Jadi membayangkan Laura dan Mary duduk berdampingan membaca buku bersebelaha dengan mbak Matris dan kakak :D
    Klo saudara-saudaraku cowok sih, jadi tidak bakalan mau baca bareng gaya begitu ...
    Kisah Laura ini luar biasa ya, dibaca berapa kali pun tetap terasa 'segar' dan 'menyenangkan'
    Thanks sudah ikutan mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... Sama2.
      Makasih juga sudah host even ini.. :)

      Hapus