Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

#5 Little House - Rumah Kecil di Padang Rumput


Ini adalah buku kedua dari Seri Laura
Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa buku pertama-nya saya belum miliki jadi saya langsung saja melompat ke buku kedua.

Pengarang : Laura Ingalls Wilder
Penerbit : Libri, Cetakan ke-1 2011
334 halaman

Buku ini pernah diterbitkan oleh PT BPK Gunung Mulia hingga cetakan ke-10 dengan judul yang sama. Edisi revisi ini diterbitkan dalam imprint Libri.
Laura menceritakan pengalaman2nya saat mengembara bersama keluarganya. Mereka dijuluki pioneer  karena mempelopori kepergian ke daerah Barat.
Rentetan kisah Laura ini pernah pula difilmkan dengan pemeran Michael London sebagai Pa Ingalls. Dan Laura diperankan oleh Mellisa Gilbert.. Hmmm, saya sempat menyaksikan film ini dulu saat masih kanak2 di TVRI.. (wiiii,,, ketahuan dah tuwir.. :) )
Buku aslinya diterbitkan tahun 1935, sedangkan kisahnya diperkirakan terjadi sekitar tahun 1870an karena saat itu Carrie masih bayi.
Membaca buku ini membuat saya seakan-akan dibawa ikut berpetualang ke Padang rumput bersama Laura dan keluarganya.

Laura, Mary, Bayi Carrie beserta Pa dan Ma Ingalls berangkat meninggalkan keluarga besar mereka di Rimba Besar menuju ke daerah Indian.. Saat itu sekitar tahun 1870-an.. ah lebih dari seabad yang lalu.. 
Mereka berangkat menjelang hari2 teakhir musim dingin karena Pa cemas jangan samapai es yang menutupi sungai Mississippi mencair sehingga mereka tidak dapat melintasinya. Maka mulailah Pa membuat persiapan2, dengan menyiapkan kuda dan membuat kerangka untuk atap gerobak.. Pagi2 benar, berangkatlah mereka ke Daerah Barat itu dengan diiringi peluk cium dari kakek, nenek, bibi2, paman2, dan sepupu2 mereka..

Mereka pun bertualang melintasi sungai Mississippi , menyebrangi Sungai Missouri, juga menyebrangi padang rumput Kansas. Mereke juga telah menyebrangi negara2 bagian Minnesota, Iowa, dan Missouri. Rasanya mereka sudah menempuh jarak yang begitu jauh hingga akhirnya mereka tiba di sebuah padang rumput dekat sungai Verdigris dan Pa memutuskan untuk membangun rumah di situ. Ternyata mereka memiliki seorang tetangga yang bernama Pak Edwards yang kemudian hari begitu banyak membantu mereka.

Hidup di padang rumput dengan berbagai macam petualangan sungguh menyenangkan bagi Laura, kadang2 dia bermain di sungai, ataupun membantu Ma dan Pa memperbaiki rumah.. Pernah pula mereka kedatangan rombongan serigala sehingga mereka membuat pintu yang kokoh dan jendela kaca. Pernah pula mereka kedatangan Orang Indian sehingga Ma harus memberi  makan untuk rombongan Orang Indian tersebut.
Pa juga membuat sumur sehingga mereka bisa memperoleh air bersih untuk minum. Selain itu mereka juga kedatangan selusin sapi bertanduk yang dihalau oleh seorang koboi, yang membuat Laura ikut2an berteriak melompat2 di luar ; "hai... yiiyiii.... haiii...".. hingga akhirnya dia di tegur Ma bahwa seorang wanita sopan tidak boleh berbuat seperti itu.. Yah,, pada masa2 itu kesopanan memang sangat di jaga. Dan si koboi memeberikan seekor anak sapi untuk Pa.

Hari-hari mulai berganti hingga tiba saatnya musim panas. Pa mengajak Mary dan Laura melihat pemukiman Orang Indian. Rupanya karena musim panas orang2 Indian sudah meninggalkan tempat mereka tersebut. 
Di musim panas itulah mereka sekeluarga juga menderita sakit malaria, badan mereka panas dingin dan hampir2 tidak dapat bergerak. Untunglah ada Dokter Tan seorang dokter untuk orang  Indian  juga Bu Scott yang menemukan mereka dan merawat mereka semua.
Karena musim panas inilah sehingga rumput2 menjadi kering hingga pernah terjadi kebakarran yang untungnya tidak ikut membakar rumah mereka.
Suatu hari seorang Indian yang bersahabat entah berbahasa Prancis, bertandang ke rumah mereka.. Ma memberi dia makan namun mereka saling tidak mengerti Bahasa masing2.

Kemudian tibalah musim dingin.. Hari Natal semakin dekat, dan Laura sangat khawatir Sinterklas tidak akan datang menemui mereka yang berada terpencil di daerah Indian itu. Sungai bahkan meluap hingga banjir, sehingga mereka juga merasa kasihan terhadap Pak Edwards yang harus melewati malam natalnya sendirian.
Namun sebuah kejutan ketika ternyata Pak Efwards nekat menyebrangi sungai  dan membawakan Laura dan Mary hadiah Natal yang disebutnya sebagai pemberian Sinterklas. Hadiah2 itu berupa cangkir logam, permen tongkat, kue berbentuk jantung dengan taburan gula putih, dan juga sekeping uang penny, sepuluh sen. Mereka sungguh berterima kasih kepada Pak Edwards yang sudah berbaik hati mengunjungi mereka di malam Natal itu.

Hari2 musim semi mulai tiba. Pa berniat akan mulai bercocok tanam. Namun situasi Orang2 Indian mulai mencekam. Mereka mulai terus2an datang meminta makan pada Ma dan menunjuk apa saja dalam rumah untuk mereka ambil. Pernah pula  kembali terjadi kebakaran di padang rumput.
Sampai suatu saat di tengah malam Laura terbangun karena terjadi pekikan2 mengerikan dari orang Indian. Mereka rupanya berperang menimbulkan keributan besar. Malam itu menjadi malam yang sangat mencekam. Malam demi malam begitu terus.. Sampai di suatu pagi ketika pekikan2 itu mulai berhenti, Pa mencari informasi dan bertemu seorang suku Osage yang di ajaknya berbicara, katanya Orang Indian sudah sepakat hendak menumpas seluruh orang kulit putih yang memasuki daerah tersebut. Rupanya mereka sudah bersiap hendak menumpas semuanya, tapi Orang Indian yang bisa berbahasa Prancis itu menghalangi ketika mereka hendak ke rumah Pa.
Beberapa hari kemudian berangkatlah orang2 Indian itu menuju ke daerah Barat. Rombongan mereka tidak putus2nya. Suatu kejadian lucu di mana Laura melihat seorang bayi Indian dan dia sangat menginginkannya, bahkan dia menangis memnita Pa mengambilkan bayi Indian itu.. Ma sampai bingung membujuknya.. Setelah mereka pergi, kehidupan di padang rumput terasa sangat damai. Pa mulai membuat ladang, dan Laura, Mary serta Ma membantu menanaminya. Tapi suatu hari Pa pulang dan rupanya ada informasi bahwa tentara akan mengusir semua pemukim yang berada di daerah Indian. Pa tidak mau di usir seperti itu hingga akhirnya memutuskan bahwa mereka harus meninggalkan padang rumput tersebut mennuju ke Independence. 
Huffftt.. setahun yang sia2 kata Ma. 
Dan mulailah mereka kembali melanjutkan perjalanan dalam sebuah gerobak..
Pa memainkan biolanya dengan sebuah nyanyian :

"Dayung, dayunglah ke seberang laut biru,
Lembut kita berlayar dalam perahu kayu para,
Siang dan malam aku kan mengembara denganmu,
Berdayung perlahan, sayang, menjelajah samudra."


Caroline & Charles Ingalls

  Orangtua Laura versi Film..


Keluarga Ingalls

Tidak ada komentar:

Posting Komentar